Al-Qur'an Pedoman Hidup Dan Kehidupan

0leh: Zuhri 
Dosen  Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhaar Lubuklinggau

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)" (QS. Al-Baqarah: 185)

Bulan Ramadhan adalah bulan di mana kebaikan-kebaikan atau keagungan-keagungan serta keistimewaan-keistimewaan terkandung di dalamnya. Dan di antara keagungan atau keistimewaan  bulan tersebut adalah, ia merupakan "Syahrul Huda" (Bulan Turunnya Petunjuk). Ramadhan adalah bulan agung, bulan yang diberkahi, bulan yang mengandung suatu malam yang lebih baik dari seribu malam, yakni malam "Lailatul Qadar". Inilah malam yang penuh berkah, karena Al-Qur'an diturunkan pada malam ini.
Ayat di atas menerangkan kepada kita bahwa terpilihnya bulan Ramadhan sebagai bulan yang khusus untuk menjalankan puasa bukanlah tanpa sebab. Pilihan itu disebabkan Al-Qur'an diturunkan dalam bulan itu. Kita tahu, bahwa Al-Qur'an diturunkan sepotong-sepotong dalam rentang waktu dua puluh tiga tahun, namun dalam ayat di atas disebutkan bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bulan Ramadhan. Maksudnya ialah bahwa wahyu pertama Al-Qur'an diturunkan dalam bulan ini. Dan ini dibenarkan oleh sejarah. Wahyu pertama Al-Qur'an (Surat Al-'Alaq ayat 1-5) diturunkan kepada Rasulullah pada tanggal 17 Ramadhan, sewaktu Beliau berada di gua Hira.
Al-Qur'an sebagai kalamullah, dan sudah sepatutnyalah kaum muslimin menjadikannya sebagai way of life (pedoman hidup dan kehidupan). "Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat." (QS. An-Najm: 1-5).
Al-Qur'an sebagai mukjizat Allah yang diturunkan ke dalam hati Muhammad dan disampaikan secara mutawatir sehingga terpilihara ashalahnya (kebenarannya) sampai kapanpun. Karena Allah SWT selalu menjaganya dari hal-hal dimaksud. "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9). Abdur Rahman Ibnu Nashir As-Sa'di, dalam buku tafsirnya "Taisiru Al-Karimu Ar-Rahman fie Tafsiri Kalami Al-Mannan" menafsirkan ayat tersebut bahwa, Al-Qur'an yang di dalamnya terkandung berbagai permasalahan hidup dan kehidupan, mengandung dalil-dalil yang jelas, dan di dalamya mengandung peringatan bagi orang yang memintanya. Tatkala diturukannya Al-Qur'an, Allah telah menjaganya dari pencurian Syetan yang terkutuk. Dan sesudah diturunkan, Allah meletakkannya di hati Rasulullah dan hati umatnya yang sholeh. Kemudian Ia pelihara lafadz-lafadz Al-Qur'an dari perubahan, penambahan, pengurangan. Dan juga Allah menjaga perubahan makna. Maka tidak akan pernah terjadi perubahan-perubahan makna walau satu huruf sekalipun sampai hari Akhir kelak. Inilah mukjizat dan nikmat yang besar kepada umat-Nya yang mukmin. Barangsiapa menjaga (menghafal) Al-Qur'an, maka Allah akan menjaga keluarganya dari musuh-musuh-Nya, dan sekali-sekali ia tidak akan pernah mengalami kesulitan.
Dari itu, ada tuntutan-tuntutan sebagai konsekuensi iman kita kepada Al-Qur'an, antara lain: pertama, yang berhubungan erat dengan Al-Qur'an. Yaitu; belajar dan mengajarkan serta membacanya. "Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Baqarah: 121). Memahami dan mentadaburi isinya. Artinya, belajar dan membaca Al-Qur'an saja tidaklah cukup, tapi harus berlanjut dengan pemahaman terhadap isi atau kandungan Al-Qur'an. Firman Allah, "Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penih dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mendapat pikiran." (QS. Shaad: 29). Melaksanakan isi atau kandungan Al-Qur'an. Sebagai seorang muslim yang beriman, maka seharusnyalah kita melaksanakan apa-apa yang menjadi perintah dalam Al-Qur'an. "Dan Al-Qur'an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian." (QS. Al-Israa': 106). Kemudian yang terakhir dan ada kaitannya dengan Al-Qur'an adalah menghafal dan memeliharanya.
Kedua, Mentarbiyah diri dengan Al-Qur'an. Manusia diciptakan sebagai khalifah fil ard (sebagai pemimpin di bumi). Allah menciptakan manusia bukan tanpa aturan atau bekal agar manusia itu tetap mengorbit kepada Rabn atau fitrahnya. Maka dari itu, Allah menciptakan perangkat-perangkat lunak (software), Al-Qur'an namanya. Dari itu, agar manusia menjadi khalifah yang baik, ia harus selalu melatih dirinya dengan latihan-latihan yang sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an. Tentunya kita semua sudah mafhum, bahwa untuk menjadi manusia yang baik perlu tahapan-tahapan atau proses yang harus kita lewati. Dan seharusnyalah kita melaksanakan tahapan-tahapan yang Al-Qur'an perintahnkan.
Ketiga, menerima dan tunduk dengan hukum-hukumnya. Tidak ada satu aturan pun yang ada dalam Al-Qur'an bertentangan dengan kodrat kemanusiaan, bertentangan dengan logika sehat manusia, dan bertentangan dengan dasar-dasar kemanusian (human right). Dengan demikian sudah menjadi kewajiban setiap umat muslim yang beriman untuk menerima apapun perintah Al-Qur'an tanpa berfikir terlebih dahulu apakah ayat itu akan menguntungkan pribadi kita? Atau apakah ayat ini tidak akan merugikan kita? Na'udzubillah. "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tetang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al-Ahzab: 36).
Keempat, Menyeru orang kepadanya. Al-Qur'an sebagai way of life (pedoman hidup dan kehidupan), tentunya bukan hanya sebatas kita saja (orang-orang yang mengamalkan isinya), tapi lebih dari itu kita semua dituntut untuk menyebarkan atau mendakwa'kan agar apa-apa yang menjadi kandungan dalam Al-Qur'an bisa juga dipakai oleh orang yang mungkin sebelum ini alergi (na'udzubillah) terhadap Al-Qur'an. Kita harus merusaha semaksimal mungkin, mencari cara atau metode bagaimana agar ajaran-ajaran Al-Qur'an bisa dibumi sebarkan dalam kenyataan hidup sehari-hari. "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang telah menetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125).
Kelima, menegakkannya di muka bumi. Sebagai umat yang beriman, kita harus senantiasa berusaha untuk menjadikan Al-Qur'an yang berisi berita dan kabar, hukum dan perundang-undangan, jihad, tarbiyah, pedoman hidup, dan ilmu pengetahuan, tegak menjadi undang-undang yang bukan hanya secara lisan, tapi tertulis dan menjadi acuan hidup seluruh kaum muslimin di muka bumi ini. "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petuntuk kepa (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)." (QS. Asy-Syuura: 13). Semoga.
*    Sudah dimuat di Media Musirawas, Jum’at Tanggal 11 September 2009 M.

Tidak ada komentar:

Speak Your Mind

/>
Copyright © ZUHRI ABDUL HALIM · Designed By Admin