Hati-hati Membawa Hati

Oleh: Zuhri, S.Sos.I, M.Pd.I
Dosen  Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhaar Lubuklinggau


"Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak, rusaklah seluruhnya. Ingatlah, ia adalah hati". (HR. Bukhari dan Muslim).

         Hati adalah potensi manusia yang ketiga. Dalam bahasa Arab disebut "al-Qalbu". Sebagaimana kita ketahui bahwa anggota badan diciptakan Allah untuk suatu fungsi tertentu, sedangkan sakitnya anggota badan ialah apabila tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga fungsi itu tidak muncul sama sekali atau muncul tetapi disertai semacam ketidakstabilan. Sakit tangan ialah ketidakmampuan untuk memegang, sakit kaki ialah ketidakmampuan untuk berjalan, dan sakit mata ialah ketidakmampuan untuk melihat. Demikian pula sakitnya hati ialah tidak berjalannya fungsi penciptaan hati; yaitu menyerap ilmu, hikmah, dan ma'rifah, mencintai Allah, ibadah kepada-Nya, merasakan kelezatan dengan mengingat-Nya, mengutamakan semua itu ketimbang semua syahwat, meminta bantuan semua syahwat dan organ untuk melaksanakan fungsi tersebut. (Hawwa, 2008: 164-165)

         Manusia oleh Allah sudah diberikan potensi kalbu atau hati. Qalbu atau hati yang jernih pada manusia akan menghasilkan suatu keyakinan. Keyakinan yang kuat inilah yang disebut dengan iman. Iman itu akidah, yaitu keyakinan yang kuat atas kebenaran. Secara bahasa akidah adalah apa-apa yang diikat oleh hati (maa 'aqada 'alaihi al-qalbu). Qalbu yang jernih juga akan menghasilkan kebijaksanaan (wisdom) pada seseorang yang memilikinya. (Setyawan, 2004: 25).

         Hati ibarat jendral yang mengatur dan mengomando seluruh anggota badan. Kalau ia baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jikalau ia kotor/rusak maka rusaklah anggota badan yang lain sebagaimana diterangkan Rasulullah Saw. Hati juga bisa diibaratkan sawah tempat bercocok tanam. Ia akan menjadi tempat berbagai macam tanaman yang akan tumbuh subur, menghijau, semua orang akan tertarik untuk selalu melihatnya, apalagi sampai dikasih hasil panen dari sawah itu, ia akan sangat berbahagia. Itulah gambaran hati yang sudah ber-takhalluq, ber-takhliyah atau juga tahkalli–dalam istilah tasawuf atau tazkiyatuz nafs– artinya adalah seseorang yang  hatinya telah dikosongkan dari sifat-sifat tercela. Seperti; nifaq, syirik, dengki, riya, 'ujub, sombong, bakhil, zhalim, suka marah dan lain sebagainya. Disusul kemudian dengan hati yang sudah ber-tahqquq, ber-tahliyah atau tahalli. Artinya adalah seseorang yang hatinya sudah diisi atau dihiasi dengan sifat-sifat yang baik atau akhlak terpuji. Seperti; tobat, ikhlash, jujur, zuhud, tawakkal, mahabbatullah, cemas dan harap, taqwa, wara', syukur, sabar, taslim, ridha, muraqabah dan lain sebagainya. Inilah hati yang penuh dengan sinar Allah. Sehingga ia akan dengan sangat mudah bisa melihat tanda-tanda kebesaran-Nya.

         Namun sebaliknya, hati yang kotor yang dipenuhi dengan sifat-sifat buruk sebagaimana dijelaskan di atas, ia laksana sawah yang kering dan tandus. Jangankan dicocok tanami, melihatnya saja rasanya ada keengganan dalam diri setiap orang. inilah hati yang penuh dengan angkara murka. Ia hitam, dan tidak bisa menangkap tanda-tanda kebesaran-Nya. Ibarat kaca, ia telah berdebu, dan  debunya tidak pernah dibersihkan sehingga meninggalkan noda atau noktah hitam yang sulit dibersihkan.

         Dengan bahasa yang amat indah dan menarik, Harjani Hefni dalam the 7 Islamic daily habits mengambarkan hati sebagai berikut, "Hati tidak statis dalam satu keadaan. Ia dinamis, bergelombang, berpindah-pindah turun naik dan berbolak-balik. Di satu sisi ia memiliki potensi merusak, kasar, keras, sombong, bepenyakit, kejam. Tapi di sisi lain ia punya potensi suka membangun, lembut, teguh, suci, tawadhu' dan berdzikir. Semakin dekat dengan Tuhannya, suara hati semakin jernih, dan segala sepak terjangnya dipandu oleh suara hatinya, dan kebaikanlah yang mendominasi dirinya. Inilah gelombang nafsu muthma'innah". Firman Allah Swt, "Hai jiwa yang tenang. Kemabalilah kepada Thuanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surgaku" (QS. Al-Fajr: 27-30).

         Kalau kita sudah berada di frekwensi ini, maka suara lain, menjadi hilang dan kita tidak tertarik lagi mendengarkan gelombang-gelombang yang lain. Ada kondisi hati yang bertarung antara seruan kepada kebaikan dengan seruan untuk melakukan kejahatan. Dalam pertarungannya kadang-kadang yang menang adalah suara hati, tetapi pada saat yang lain suara hati tertutup oleh suara hawa nafsu. Inilah gelombang nafsu lawwamah, hati yang menegur kita saat melakukan kejahatan. Ada kondisi hati yang suara kejahatannya lebih dominant, selalu mengarahkan untuk berbuat jahat, dan dia patuh dengan suara bisikan itu. Inilah gelombang nafsu amarah bissu'i. Firman Allah, "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Yusuf: 53). Semakin jauh dari Penciptanya, suara hati semakin sayup-sayup dan digantikan oleh gelombang lain yang memandunya untuk melakukan perbuatan yang tidak baik". (2008: 7).

            Ada sebuah kisah yang menggambarkan tentang hati yang selalu berprasangka buruk pada orang lain, namun ternyata prasangka itu tidak benar sama sekali. Namanya Hendri, katakanlah begitu. Suatu hari ia pergi ke pasar dekat rumahnya. Setibanya di sana, ia melihat seorang pemuda berambut panjang yang diikat dengan karet sedang membawa tas. Hendri sempat berprasangka kalau ia seorang yang sudah rusak pergaulannya, mungkin pemakai narkoba, pencopet atau lainnya. Kebetulan waktu itu ia sedang memegang uang lumayan banyak. Ia juga memberitahu teman-temannya supaya berhati-hati terhadap pemuda itu. Setibanya di rumahnya, ia ceritakan kepada keluarganya apa yang ia alami. Karena hari itu adalah hari Jum'at, ia lantas pergi ke masjid untuk shalat Jum'at. Setibanya di masjid, ia menempati shaf keempat, dan langsung shalat sunah. Tak lama kemudia adzan dikumandangkan. Sewaktu menoleh ke samping kiri, tanpa ia sangka-sangka pemuda rambut panjang yang ia lihat di pasar berdiri di sampingnya., lantas Hendri menyalaminya. Singkat cerita, tatkala pengurus masjid mengumumkan siapa saja yang bertugas, ternyata khatibnya tidak ada. Lantas pengurus masjid meminta di antara jamaah yang sudah cukup mendalam ilmunya untuk menjadi khatib. Dan subhanallah, Hendri tak menyangka pemuda itu maju ke depan. Jamaah lainpun ikut keheranan. Tak lama kemudian pemuda itu berkhutbah. Terdengar bacaan ayat suci Al-Qur'an dan hadits yang diucapkan dengan fasih, dengan materi ceramah yang menarik dan susunan kata yang amat rapi. Nampak jamaah yang lain pun terkesan, seperti halnya Hendri. Seusai shalat Jum'at, Hendri sengaja menunggu pemuda itu di depan masjid. Hendri lantas berbincang-bincang. Ternyata pemuda itu adalah alumni salah satu Pondok pesantren. Saat itu Hendri merasa sangat berdosa telah berprasangka yang bukan-bukan terhadapnya. (Tarbawi, 2003: 27).

            Dari cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa hati adalah merupakan pusat kendali jasad dan akal. Otak sebagai sarana pengembangan akal dan penggerak prilaku. Sedangkan fisik yang menjadi gambaran akal dan suasana hati. Kebaikan dalam diri kita bisa dilihat secara kasat mata melalui jasad dan akal. Potensi jasad dan akal yang tampak lahiriyah sebenarnya digerakkan oleh potensi hati atau qalbu. Jadi, qalbu yang bersih akan menampakkan fisik dan pikiran yang bersih pula. Jasad dan akal hanya akan menuju pada suatu kebaikan jika dikendalikan oleh qalbu yang bersih yang membuat perbuatan kita menjadi bernilai dan berkualitas. (Gymnastiar, 2005: 7).

            Untuk itu, Rasulullah selalu mengajarkan kita untuk selalu berdo'a, " Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam agama-Mu dan ketaatan kepada-Mu. Wallahu a'lam bis showab.

    Sudah dimuat di Media Musirawas, Jum’at Tanggal 30 April 2010 M.

Tidak ada komentar:

Speak Your Mind

/>
Copyright © ZUHRI ABDUL HALIM · Designed By Admin